ECONOMIC MODULE HIMEPA UNILA
PENGANTAR ILMU EKONOMI MIKRO
A. Konsep Produksi
Barang merupakan alat pemuas kebutuhan kebutuhan manusia yang wujudnya
nampak bisa dilihat oleh mata kita dan juga bisa diraba langsung. Sedangkan jasa
merupakan alat pemenuhan kebutuhan manusia yang tidak nampak atau tidak
terlihat secara langsung, akan tetapi dapat kita rasakan.
Adapun barang ekonomi adalah sejumlah barang yang diperoleh oleh seseorang di
mana dalam memperolehnya diperlukan dengan pengorbanan tertentu. Teori
produksi dalam suatu ilmu ekonomi dapat dianalisis dan dibedakan menjadi dua
pendekatan, antara lain sebagai berikut.
a. Teori Produksi dengan Satu Faktor Berubah
Suatu teori produksi dapat mendeskripsikan tentang hubungan diantara
tingkat produksi suatu barang tertentu dengan menggunakan sejumlah
tertentu tenaga kerja yang dipergunakan dalam menghasilkan berbagai jenis
tingkatan produksi barang yang dimaksud. Oleh karena itulah maka dalam
analisis faktor lainnya pun dianggap tetap.
b. Teori Produksi dengan Dua Faktor Berubah
Teori ini menggambarkan tentang bagaimana hubungan diantara berbagai
tingkat produksi satu barang dengan menggunakan dua macam faktor
produksi tertentu (misalnya tenaga kerja dan modal). Dimana kedua faktor
produksi tersebut dapat diubah dan dipergunakan untuk menghasilkan
berbagai tingkat produksi barang dan jasa yang diinginkan.
Perlu kita ketahui bahwa pada prinsipnya kegiatan produksi yang dilakukan oleh
seorang produsen dalam pendekatannya dibedakan menjadi tiga bagian pokok
antara lain dijabarkan berikut ini.
a. Periode jangka pendek (short run), dimana: (1) waktu yang dipergunakan
sangat pendek, sehingga dalam periode ini produsen hanya menggunakan
faktor produksi atau input yang tetap (fixed input); (2) teknologi yang
digunakan dalam proses produksi jumlahnya tidak berubah sama sekali
(constant); dan (3) hanya dengan satu siklus, maka produksi dapat
diselesaikan.
b. Periode jangka panjang (long run) dimana: (1) dalam proses produksi
menggunakan faktor atau input variabel (variable input), dengan kata lain
tidak menggunakan input tetap lagi; (2) teknologi yang dipergunakan dalam
proses produksi masih tetap (constant).
c. Periode jangka sangat panjang (very long run) dimana: (1) teknologi yang
dipergunakan dalam kegiatan produksi sudah berubah atau fleksibel sesuai
dengan yang dibutuhkan; (2) sudah tidak hanya membicarakan mengenai
satu fungsi produksi.
B. Faktor Produksi
Faktor produksi atau sumber daya yang sudah ada dan tersedia dalam suatu
perekonomian negara dapat kita bedakan menjadi empat jenis antara lain berikut
ini.
1. Tanah dan Sumber Alam
Beberapa macam faktor produksi yang sudah tersedia di alam sekitar kita
yaitu: hasil hutan, berbagai macam jenis tambang, tanah, dan juga berbagai
sumber daya alam lainnya yang bisa dijadikan modal. Adapun kekayaan
alam antara lain: (1) keadaan iklim dan juga tanah; (2) kekayaan hutan; (3)
kekayaan yang ada di bawah tanah (aneka bahan tambang); (4) kekayaan air
yang dapat dijadikan sebagai salah satu sumber tenaga penggerak baik
dipergunakan untuk pengangkutan, sumber bahan makanan (untuk
perikanan), sumber irigasi dan sebagainya.
Kondisi alam, dalam hal ini khusus tanah sangat dipengaruhi oleh beberapa
hal antara lain: mutu tanah, keadaan iklim, dan juga luas dari tanah yang
bersangkutan. Perlu kita pahami bahwa sumber alam merupakan suatu dasar
dalam berbagai kegiatan baik pada sektor perikanan, pertanian, kehewanan,
dan juga pertambangan. Sektor tersebut secara umum biasanya disebut
sebagai produksi primer.
2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja ialah semua hal yang selalu bersedia dan juga sanggup untuk
bekerja. Adapun golongan ini terdiri dari golongan yang bekerja untuk
kepentingan diri sendiri dan juga anggota keluarga yang tidak menerima
bayaran baik berupa uang dan juga mereka yang sudah bekerja dengan
tujuan memperoleh gaji ataupun upah. Ada pula yang menganggur, akan
tetapi mereka sebenarnya bersedia dan juga mampu bekerja.
Tenaga kerja dapat dibedakan menjadi beberapa golongan berdasarkan
umur tenaga kerja tersebut.
1) Seorang warga Negara yang berada di bawah usia kerja, yaitu dibawah
15 tahun.
2) Golongan tenaga kerja yang berumur antara 15 sampai 64 tahun.
3) Golongan tenaga kerja yang sudah melebihi umur kerja, yaitu diatas
umur 65 tahun.
3. Modal
Modal merupakan sejumlah tertentu faktor produksi yang dapat berupa
benda yang diciptakan sendiri oleh manusia dan bisa dipergunakan untuk
memproduksi barang dan -jasa yang dibutuhkan. Misalnya: mesin dan juga
peralatan pabrik, bahan baku produksi, tempat (pabrik) untuk memproduksi
dan sebagainya. Setiap saat ada juga persediaan barang yang bisa disimpan
di gudang ataupun di toko dan tentunya siap untuk dijual secara langsung.
Dapat dikatakan bahwa semua bahan mentah dan barang selesai yang sudah
ada dalam persediaan tersebut disebut sebagaii stock (inventory).
4. Keahlian (pengelolaan usaha)
Pada faktor produksi ini dapat berbentuk sebagai keahlian dan juga
kemampuan baik usaha untuk mendirikan dan juga dalam mengembangkan
keterampilan berupa benda yang diciptakan manusia dan digunakan untuk
memproduksi barang-barang dan jasa yang nantinya mereka butuhkan.
Dalam hal ini keahlian atau pengelolaan usaha dapat meliputi kemahiran
seseorang dalam melakukan koordinasi terhadap berbagai faktor produksi
atau sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien. Hal ini bertujuan
supaya usaha mereka minimal bisa berhasil dan juga berkembang serta bisa
menyediakan barang ataupun jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
C. Fungsi Produksi
Fungsi produksi, adalah bentuk hubungan mathematis yang dapat menggambarkan
tentang cara di mana jumlah hasil produksi tertentu sangat bergantung pada jumlah
dari input yang dipergunakan oleh seorang produsen. Fungsi produksi dapat
memberikan sebuah keterangan tentang jumlah output yang diharapkan apabila
input tersebut dikombinasikan dalam suatu cara khusus. Berbagai macam
kombinasi tersebut banyak jenisnya. Berdasarkan hasil produksi dan juga
banyaknya hasil produksi yang nantinya akan diperoleh sangat tergantung kepada
pada (fungsi dari pada) macam dan jumlah input yang nantinya dipergunakan.
Pada umumnya fungsi produksi dituliskan sebagai Y = f (X), dimana Y
menggambarkan hasil produksi; f sebelum tanda kurung menyatakan "tergantung"
yakni "suatu fungsi dari"; dan huruf X menuggambarkan tentang suatu input yang
dipergunakan. Apabila jumlah input yang digunakan lebih dari 1 jenis, maka fungsi
produksi dapat dituliskan sebagai: Y = f (X1, X2, ...., Xn); dimana X1, X2, ..., Xn
merupakan jenis input yang digunakan dalam kegiatan produksi.
Adapun asumsi dari fungsi produksi tersebut di atas antara lain sebagai berikut.
a) Fungsi produksi sifatnya kontinyu.
b) Fungsi produksi bernilai tunggal dari masing-masing variabel yang ada di
dalamnya.
c) Derivasi I dan II fungsi ini tetap kontinyu.
d) Fungsi produksi harus relevan (bernilai positif) baik untuk input X maupun
output Y.
e) Penggunaan teknologi maksimal pada tingkatnya.
D. Jenis-Jenis Fungsi Produksi
Constant return. Merupakan hubungan yang menunjukkan jumlah hasil produksi
yang meningkat dengan jumlah yang sama pada setiap satuan tambahan input yang
digunakan.
Increasing return. Merupakan hubungan dimana satu satuan tambahan input yang
dipergunakan dalam proses produksi dapat menghasilkan suatu tambahan hasil
produksi yang lebih besar dibandingkan dengan kesatuan sebelumnya.
Decreasing return. Merupakan suatu hubungan di mana satu kesatuan tambahan
faktor produksi atau input yang dipergunakan dalam proses produksi bisa
menghasilkan suatu kenaikan hasil produksi yang lebih kecil dari satu kesatuan
sebelumnya.
E. Teori Produksi Dengan Satu Faktor Yang Berubah
Suatu teori produksi yang sangat sederhana hanya menggambarkan mengenai
hubungan di antara tingkat produksi suatu barang tertentu hanya dengan jumlah
tenaga kerja yang dipergunakan dalam proses produksi dalam rangka menghasilkan
tingkat pada produksi tertentu. Pada analisis itu dapat dibuat perumpamaan bahwa
faktor produksi yang lain jumlahnya dianggap tetap atau tidak mengalami
perubahan (constant). Di samping itu teknologi yang dipergunakan dalam kegiatan
produksi juga dianggap tidak mengalami perubahan sama sekali. Salah satu yang
dapat berubah di sini hanya faktor produksi tenaga kerja.
a) Hukum Hasil Lebih Yang Semakin Berkurang
Dalam hal ini hukum lebih yang semakin berkurang dimaksudkan apabila faktor produksi yang sebelumnya bisa dirubah jumlahnya secara terus-
menerus ditambah sebanyak satu unit, maka pada awalnya produksi total akan semakin banyak pertambahannya. Akan tetapi sesudah mencapai pada
suatu tingkat tertentu, maka tambahan produksi tambahan akan semakin
berkurang dan pada akhirnya akan mencapai nilai negatif. Sifat dari
pertambahan produksi inilah yang menyebabkan bagaimana perusahaan
akan mempertimbangkan untuk meminimumkan biaya dalam kegiatannya
dalam rangka mencapai tingkat produksi tertentu yang nantinya bisa
ditunjukan.
b) Kurva Produksi Sama ( Isoquant )
Apabila dimisalkan seorang pengusaha ingin melakukan kegiatan produksi
suatu barang tertentu sebanyak sebanyak 2.000 unit. Dalam memproduksi
barang tersebut dia mempergunakan tenaga kerja dan modal, di mana
penggunaan antara keduanya bisa dipertukarkan. Melalui tabel 1 di bawah
digambarkan empat gabungan dari tenaga kerja dan modal yang digunakan
untuk menghasilkan produksi sebanyak 2.000 unit.
Kurva IQ dalam gambar 1 dibuat berdasarkan gabungan tenaga kerja dan
modal yang ada pada tabel 1. Di mana kurva tersebut disebut sebagai kurva
isoquant atau kurva produksi sama. Kurva tersebut dapat memberikan
gambaran mengenai gabungan antara tenaga kerja dan modal yang bisa
mencapai tingkat produksi tertentu yang diinginkan produsen. Dari contoh
yang ada di atas tingkat produksi tersebut adalah 2.000 unit. Pada titik F
maupun G jumlah yang diproduksi sama sebanyak 2.000 unit meskipun
menggunakan modal dan tenaga kerja yang berbeda jumlahnya. Selain itu
juga dapat ditemui kurva IQ1, IQ2, dan IQ3 yang terletak di atas kurva IQ.
Ketiga macam kurva tersebut dapat memberikan gambaran mengenai
tingkat produksi yang berbeda pula, yakni secara berurutan antara lain 3.000
unit, 4.000 unit, dan juga 5.000 unit. Dapat dikatakan pula bahwa apabila
letak kurva semakin menjauhi titik 0, maka akan semakin tinggi pula tingkat
produksi yang ditunjukkan. Dari berbagai jenis kurva yang ada tersebut
dapat menunjukan beberapa gabungan antara tenaga kerja dan modal yang
dibutuhkan dalam suatu proses produksi.
c) Garis Biaya Sama (Isocost)
Dalam upaya untuk menghemat biaya produksi dan juga untuk
memaksimalkan keuntungan, maka sebuah prusahaan seharusnya dapat
meminimalkan biaya produksi yang digunakan pada setiap kegiatan
produksi. Supaya bisa membuat analisis mengenai peminimalan biaya
produksi, maka sangatlah perlu dibuat suatu garis anggaran yang sama
(isocost). Di mana garis anggaran ini sendiri dapat menggambarkan
gabungan dari faktor produksi yang bisa didapatkan melalui penggunaan
sejumlah biaya tertentu.
Ada beberapa hal yang dibutuhkan untuk menentukan garis anggaran sama
(isocost), antara lain sebagai berikut.
1) Harga dari faktor produksi yang dipakai.
2) Jumlah uang yang telah tersedia untuk membeli faktor produksi
(input) yang dibutuhkan selama kegiatan produksi.
Melalui contoh yang sudah didibuat diatas dimisalkan bahwa upah tenaga
kerja sebesar Rp. 20.000 dan biaya modal per unitnya sebesar Rp. 40.000;
dalam hal ini jumlah uang atau biaya yang dimiliki hanya sebesar Rp.
200.000. Dengan demikian garis TC pada gambar 2 menunjukan gabungan
dari tenaga kerja dan modal yang bisa diperoleh dengan memanfaatkan dana
sebesar Rp. 200.000 tersebut. Dapat diketahui bahwa apabila dana yang
dimiliki oleh produsen tersebut hanya dipergunakan untuk mendapatkan
modal, maka dia tentu akan mendapatkan 200.000/40.000 = 5 unit.
Sedangkan apabila produsen hanya mempergunakan dana yang dimilikinya
untuk mendapatkan tenaga kerja, maka dia akan mendapatkan
200.000/20.000 = 10 unit. Demikian seterusnya titik A pada TC
menunjukkan bahwa dengan dana Rp. 200.000 seorang produsen dapat
mempergunakan dana tersebut untuk memperoleh 2 unit modal dan juga 6
unit tenaga kerja. Pada gambar 2 pula terdapat beberapa garis biaya lainnya,
yakni TC1. Garis-garis itu menunjukkan garis biaya sama apabila jumlah
uang yang tersedia adalah Rp. 400.000. Dengan biaya Rp. 400.000 produsen
bisa mempergunakan untuk memperoleh modal saja sebanyak 10 unit.
Sedangkan produsen juga bisa mempergunakan dana tersebut untuk
memperoleh tenaga kerja saja sebanyak 20 unit. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa apabila garis anggaran biaya (isocost) semakin
menjauhi titik 0 maka biaya yang dipergunakan oleh seorang produsen
semakin banyak, sehingga semakin banyak pula jumlah tenaga kerja dan
modal yang bisa diperoleh.
Daftar Pustaka
Alam, S. 2007. EKONOMI. Jakarta: Erlangga.
Lipsey, R. G, dkk. 1987. Economics 8th Edition. Mc Graw Hill, Inc. (L)
Mai, Candra dan Fitria Amalia. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Esis.
Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).
Putong, Iskandar. 2013. Economics: Pengantar Mikro dan Makro: Edisi 5. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Materi Diatas dapat di akses melalui :
https://drive.google.com/drive/folders/15HhyE_wOZlvytVyvLUtI1LXnV0Ikfejy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar