Sabtu, 04 Desember 2021

PEMBELAJARAN HIMEPA 6 : PERILAKU KONSUMEN

ECONOMIC MODULE HIMEPA UNILA

PENGANTAR ILMU EKONOMI MIKRO

 

 A. Manfaat Elastisitas Permintaan
Secara teori (dan juga praktik) terdapat beberapa manfaat dari mengetahui nilai
Elastisitas Permintaan suatu barang. Manfaat itu misalnya untuk kebijakan impor,
pajak dan penjualan produk baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta.


1) Kebijakan Impor
Seperti yang kita ketahui bahwa pemerintah yang mempunyai kepentingan
sebagai pendali impor. Apabila negara tersebut melakukan impor barang
yang nilai elastisitasnya sudah diketahui, maka pemerintah dapat
mengambil kebijakan di mana import tetap dilanjutkan atau dihentikan.
Seandainya nilai elastisitas barang impor yang dimaksud elastis (dengan
demikian apabila harga suatu barang tertentu mengalami kenaikan,
permintaan barang akan mengalami penurunan secara lebih besar dari
persentase (%) kenaikan harga barang tersebut) dalam hal ini pemerintah
tentunya berusaha supaya barang impor tersebut selalu cukup
keberadaannya dan juga selalu berusaha untuk tetap mempertahankan nilai
kurs valuta mata uang yang dimilikinya supaya relatif stabil (ataupun
pemerinta sebisa mungkin melakukan pemberhentian impor barang itu).
Demikian pula jika sifatnya inelastis (kenaikan harga barang juga diikuti
penurunan permintaan dengan persentase yang lebih kecil dari persentase
kenaikan harga barang tersebut), pemerintah menetapkan kebijakan untuk
tetap mempertahankan kuantitas impor dan juga berusaha melakukan
pengenalan produksi (substitusi produk) dalam Negara sendiri.


2) Perpajakan
Apabila diketahui bahwa permintaan barang tertentu sifatnya elastis,
pemerintah relatif tidak melakukan kenaikan dalam pemungutan pajak
terhadap barang yang dimaksud. Akan tetapi apabila sifatnya inelastis,
pemerintah akan cenderung untuk menaikkan pemungutan pajak terhadap
barang tersebut.
Untuk golongan pebisnis, apabila diketahui nilai elastisitas permintaan
secara bersama-sama dengan elastisitas penawaran tentu bisa membantu
cara melakukan pergeseran beban pajak (hal ini disebabkan bahwa tidak
semua atau hanya sebagian saja jumlah beban pajak yang dipungut
pemerintah dibebankan pada konsumen).


3) Kebijakan/Strategi Penetapan Harga atas Barang
Produsen dalam upaya menambah jumlah penjualan tentu harus melakukan
usaha maksimal supaya keuntungan dapat tercapai secara maksimal pula.
Ada banyak strategi yang bisa dilakukan oleh produsen, salah satunya
melalui kebijakan harga.

Teorinya apabila suatu produk sifatnya elastis, dengan demikian kebijakan
perodusen menaikkan harga barang bukanlah suatu cara yang kurang tepat.
Hal ini tentu hanya akan menyebabkan jumlah yang diterima turun.
Sedangkan apabila sifatnya inelastis, strategi dalam menaikkan harga pada
suatu tingkat yang wajar akan justru akan menyebabkan penerimaan
meningkat.

B. Manfaat Elastisitas Penawaran
Manfaat penghitungan elastisitas penawaran lebih banyak untuk kepentingan
produsen. Dengan mengetahui seberapa elastis penawaran terhadap harga, maka
produsen bsa mengetahui beberapa hal berikutgy:
1) Perusahaan sehat atau tidak
Semakin elastis, itu artinya respon penawaran terhadap perubahan harga
semakin cepat. Dan semakin baik atau cepatnya respon penawaran terhadap
perubahan harga bisa menjadi salah satu indikator bahwa perusahaan
tersebut sehat.


2) Kebijakan apa yang akan dibuat untuk periode mendatang
Karena elastisitas penawaran lah perusahaan bisa mengetahui kebijakan apa
yang kira-kira akan dilakukan pada periode mendatang. Misalnya, saat ini
perusahaan berada pada posisi inelastis. Maka, untuk membuat perusahaan
menjadi elastis penawarannya, perusahaan mengambil beberapa kebijakan
di antaranya memperbaharui teknologi, mengganti manusia dengan mesin
untuk efektivitas, melakukan sistem kontrak untuk pegawai demi
penghematan dan lain-lain.


3) Apa yang perlu diperbaiki
Perusahaan juga bisa mengetahui apa saja yang perlu diperbaiki dari hasil
analisa elastisitas penawaran. Sama ketika dokter mendiagnosa penyakit.
Pun dengan perusahaan. Mengapa penawaran di perusahaan tersebut sama
sekali tidak sensitif. Ternyata karena perusahaan tersebut masih baru saja
berdiri sehingga belum bisa mengikuti arus eksternal karena internal sendiri
masih banyak yang harus dibenahi.
Elastisitas penawaran memiliki prinsip yang sama dengan permintaan.
Bedanya, elastisitas permintaan dari sisi konsumen, sedangkan elastisitas
penawaran dari sisi produsen.

C. Teori Perilaku Konsumen
Pendekatan kardinal atau nilai guna merupakan daya guna yang bisa dapat diukur
melalui satuan uang (utilitas). Di samping itu tinggi rendahnya daya guna atau nilai dari barang tersebut sangat tergantung pada subyek yang melakukan penilaian.
Adapun pendekatan ini beranggapan bahwa apabila suatu barang tertentu semakin
berguna bagi seseorang, tentu akan semakin banyak peminatnya. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa apabila semakin banyak kuantitas barang yang
diproduksi, maka akan semakin tinggi pula tingkat kepuasan mereka. Seorang
konsumen rasional tentu akan akan selalu berusaha untuk memaksimalkan
kepuasannya sampai pada tingkat pendapatan yang dimilikinya. Besarnya nilai
kepuasan dari setiap individu tentu sangat bergantung pada masing-masing individu
(konsumen).


Pendekatan kardinal terdapat satu landasan hukum yang berlaku, yakni hukum
Gossen.
a) Hukum Gossen I. Hukum ini menyatakan bahwa kepuasan seorang
konsumen akan menurun apabila secara terus menerus kebutuhan mereka
dipenuhi.
b) Hukum Gossen II. Hukum yang menjelaskan bahwa seorang konsumen
akan secara terus menerus akan memenuhi kebutuhannya sampai mereka
mencapai titik intensitas yang sama. Intensitas sama disini ialah suatu rasio
antara marginal utility dan harga produk yang satu dengan rasio marginal
utility dan juga harga produk lain.


Seorang konsumen bisa mencapai suatu titik equilibrium atau di mana seorang
konsumen mencapai suatu kepuasan maksimal apabila mereka dalam menggunakan
pendapatannya untuk mencapai kepuasan yang sama pada berbagai tingkat barang.
Perlu diketahui bahwa tingkat kepuasan seorang konsumen dapat terdiri dari dua
konsep antara lain: (1) kepuasan total (total utility); dan (2) kepuasan tambahan
(marginal utility).
Utility adalah suatu kepuasan yang dirasakan seorang konsumen dalam
mengkosumsi suatu barang ataupun jasa. Total Utility merupakan kepuasan total
yang dapat dilihat setelah mengkonsumsi sejumlah barang ataupun jasa tertentu.
Sedangkan Marginal utility ialah tambahan kepuasan konsumen yang diiperoleh
setelah menambah satu satuan barang ataupun jasa yang mereka konsumsi.
Berikut ini merupakan gambaran mengenai perbedaan antara kepuasan total dengan
kepuasan marginal (tambahan) yang diperoleh oleh seorang konsumen pada waktu
mereka melakukan konsumsi anggur yang digambarkan melalui contoh nomerik
pada tabel 1 di bawah ini.

 

 

Pertanyaan yang muncu bahwa apakah kepuasan dapat dihitung secara pasti,
jewabannya tentu tidak. Oleh karena itu, metode cardinal dewasa ini sudah tidak
umum lagi digunakan dalam mengukur kepuasan konsumen dalam ilmu ekonomi
modern dewasa ini.

 

DAFTAR PUSTAKA

Parkin, Michael. (2017). Ekonomi mikro buku. 1 ed.11 (11). Jakarta: Salemba
Empat.
Sukirno Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Fatoni Siti Nur. 2014. Pengantar Ilmu Ekonomi. Bandung: Pustaka Setia.Hasan
Akhmad. 2014. Ekonomi Mikro Teori dan Aplikasi di Dunia Usaha. Yogyakarta:
CV Andi Offset.

 

Materi Diatas dapat di akses melalui : 

https://drive.google.com/drive/folders/1jyWz9FRjS6j6TdzwKi9heObhCa19z3cQ

Untuk penjelasan dalam bentuk video dapat di akses melalui akun youtube : Himepa Unila

 

Tidak ada komentar:

PENGABDIAN MASYARAKAT 2024

  ✨Pengabdian Masyarakat✨ Halo teman-teman semua! Bagaimana kabarnya nih? semoga dalam keadaan baik ya!👋🏻 Telah berlangsung kegiatan Penga...